Banjir lahar dingin melanda pemukiman warga di kawasan Agam di kaki Gunung Marapi, Sumatera Barat (Sumbar), Jumat, 5 April 2024. (Beritasatu.com/Delfi Neski) Padang. Korban jiwa akibat banjir lahar dingin Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) terus bertambah. Hingga Minggu, total korban tewas mencapai 37 orang, dan masih hilang 17 orang.
Menurut Abdul Malik, Kepala Pencarian dan Pertolongan Padang, korban tersebar di dua kabupaten, Agam dan Tanah Datar. Pendataan sedang dilakukan dan korban jiwa terbanyak berada di Kabupaten Agam, ujarnya, Senin. Pada Minggu malam, tim SAR gabungan menghentikan sementara pencarian korban hilang akibat curah hujan di kawasan tersebut. Pencarian akan dilanjutkan pada Senin pagi. Banjir lahar dingin melanda pemukiman warga di kawasan Agam di kaki Gunung Marapi pada Jumat sore. Video yang beredar di kelompok Informasi Marapi menunjukkan air mengalir deras membawa material kayu memasuki pemukiman dan jalan raya.
Ilham Wahap, Juru Bicara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, mengaitkan banjir lahar dingin dengan hujan deras selama beberapa hari terakhir, seperti perkiraan sebelumnya. Katik, warga Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, mengatakan banjir bandang terjadi sekitar pukul 16.00. pada hari Jumat. Dia sedang berada di rumah bersama keluarganya ketika dia mendengar suara gemuruh yang keras. Ia segera keluar dan melihat banjir lahar dingin melanda rumahnya.
“Saya mendengar suara gemuruh yang keras dan saya melihat datangnya banjir lahar dingin. Saya langsung menyelamatkan cucu dan keluarga saya untuk mengungsi dari rumah,” ujarnya, Sabtu. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Agam mengimbau warga tetap waspada dan menghindari mendekati gunung dalam radius 4,5 kilometer, apalagi status Gunung Marapi saat ini berada pada level III atau waspada.