Ceria Group Akan Mendukung Pemurnian Nikel dengan Energi Terbarukan

Ceria Group, produsen bahan baterai kendaraan listrik (EV), berkomitmen untuk menggunakan sumber energi terbarukan untuk menjalankan operasi pemrosesan nikelnya.

Berbasis di Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Ceria bertujuan untuk meningkatkan posisi Indonesia di pasar kendaraan listrik global dengan mengembangkan rantai pasokan baterai kendaraan listrik yang berkelanjutan. Inisiatif ini mendukung visi Presiden Joko “Jokowi” Widodo untuk perusahaan lokal di sektor energi ramah lingkungan. Ceria merupakan bagian dari beberapa inisiatif strategis nasional, antara lain Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Daftar Proyek Prioritas Investasi Swasta (DPPIS).

Perusahaan menandatangani perjanjian dengan perusahaan utilitas milik negara PLN pada hari Senin. Perjanjian ini berpusat pada sertifikat energi terbarukan (REC) dan pemanfaatan lahan untuk Pembangkit Listrik Kapasitas Antar Waktu (ITC).

REC menyatakan bahwa listrik yang dikonsumsi Ceria bersumber dari energi terbarukan. Setiap unit REC mewakili 1 Megawatt-jam (MWh) energi terbarukan, yang menegaskan komitmen Ceria terhadap keberlanjutan dalam pemurnian nikel dengan menggunakan listrik terutama dari sumber tenaga air, angin, dan gas.

Derian Sakmiwata, CEO Ceria Group, mengatakan dedikasi perusahaan dalam menghasilkan produk nikel ramah lingkungan. Dengan menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan proses High Pressure Acid Leach (HPAL), Ceria bertujuan untuk memproduksi feronikel dan mixed hydroxide precipitate (MHP) dengan dampak lingkungan yang minimal.

“Sertifikat REC memastikan produk nikel kami memiliki jejak karbon minimal, sehingga mendukung kebijakan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) kami,” kata Sakmiwata.

Sakmiwata memproyeksikan penggunaan REC akan meningkat dari 80.000 unit pada tahun 2024 menjadi 2,2 juta unit pada tahun 2030.

Penandatanganan tersebut juga mencakup amandemen perjanjian jual beli listrik (SPA) antara PLN dan Ceria sehingga meningkatkan kapasitas pasokan listrik menjadi 352 MW. Mulai pertengahan tahun 2024, PLN akan menyediakan listrik tersebut melalui Barge Mounted Power Plant (BMPP) atau Pembangkit Listrik Terapung berbahan bakar gas. Peningkatan infrastruktur yang dikelola oleh afiliasi PLN Indonesia Power (IP) dan Energi Primer Indonesia (EPI) meliputi pembangunan dermaga, tangki LNG, dan fasilitas regasifikasi.

Selain itu, Ceria juga mendukung pembangunan pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTMG) berkapasitas 200 MW dan pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) berkapasitas 200 MW di masa depan di wilayahnya. Upaya-upaya ini bertujuan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat lokal dan mendukung tujuan Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050.

Meta

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *