Presiden Joko “Jokowi” Widodo menggarisbawahi pentingnya ideologi fundamental Indonesia, Pancasila, dalam membebaskan bangsa dari ketergantungan asing. Ia juga menyerukan perdamaian global, khususnya bagi Palestina, dan mendesak diambilnya kembali aset-aset strategis nasional dari kendali asing.
Pesan tersebut disampaikan saat upacara Hari Lahir Pancasila di Lapangan Garuda, Pertamina Hulu Rokan, Dumai, Riau, Sabtu.
Kita berharap Pancasila bisa membebaskan kita dari ketergantungan pada pihak asing, kata Jokowi.
Dalam upacara tersebut, Jokowi mengenakan pakaian adat Teluk Belanga berwarna hitam bermotif emas, disertai kain songket dan selempang kuning, serta penutup kepala tengkolok atau tanjak. Sementara para menteri berseragam mengenakan pakaian adat Riau.
Menurut Jokowi, Pancasila berperan penting dalam menjaga persatuan dan stabilitas Indonesia, memberikan dampak positif bagi Indonesia dan menjadi contoh bagi bangsa lain.
Pancasila terdiri dari lima prinsip yang mewakili ideologi nasional Indonesia: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Bangsa, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial.
Di tengah ketegangan iklim geopolitik dan ketidakpastian perekonomian, Kepala Negara mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap optimis dan mengedepankan Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa.
“Kita mempunyai modal sosial budaya yang kuat, sumber daya manusia yang berkualitas, dan sumber daya alam yang melimpah. Oleh karena itu, kita harus terus memperkuat kemandirian nasional dan kemandirian perekonomian,” jelasnya.
Jokowi menegaskan kembali kebijakan luar negeri Indonesia yang independen dan aktif secara konsisten, mengadvokasi kemerdekaan semua negara, termasuk Palestina, dan mendukung perdamaian dunia.
Ia juga mencatat meningkatnya peran Indonesia dalam politik internasional, yang dibuktikan dengan kepemimpinannya di G-20, keberhasilannya menjadi ketua ASEAN, dan kontribusinya dalam berbagai acara internasional, termasuk Konferensi Tingkat Tinggi Forum Air Dunia (WWF) yang baru saja selesai.
“Partisipasi aktif dalam urusan internasional tidak menyurutkan perjuangan kita untuk kemandirian ekonomi. Kita terus mengupayakan kemandirian ekonomi melalui industrialisasi dalam negeri di berbagai sektor,” tambahnya.
Presiden menekankan, kekayaan bangsa harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kemakmuran rakyat dan Indonesia harus aktif merebut kembali aset-aset strategis nasional untuk dikelola dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi warganya.
Salah satu aset nasional penting yang berhasil direklamasi adalah Blok Minyak Rokan di Riau.
“Setelah mengambil alih mayoritas saham (tambang emas) Freeport, kami kemudian mengambil alih Blok Rokan di Dumai, blok migas paling produktif sepanjang sejarah Indonesia, yang sebelumnya dikelola oleh Caltex dan Chevron selama 97 tahun,” tegasnya.
Jokowi melaporkan, saat ini produksi perusahaan migas negara Pertamina di Blok Rokan mencapai 162.000 barel per hari, lebih tinggi dibandingkan saat dikelola Caltex atau Chevron, sehingga menyumbang 25 persen total produksi nasional Indonesia.
“Blok Rokan adalah yang terbesar. Freeport dan Blok Rokan hanyalah contoh semangat dan upaya kita untuk mencapai kedaulatan politik dan kemandirian ekonomi, mewujudkan Pancasila dalam kehidupan nyata, membangun perekonomian yang bertumpu pada kekuatan kita dan melayani kepentingan nasional,” ujarnya. menjelaskan.
Presiden juga mendorong aktualisasi dan transmisi nilai-nilai Pancasila di tengah perkembangan yang pesat. Nilai-nilai tersebut perlu diwujudkan melalui tindakan dan kebijakan yang konkrit, sehingga membuahkan hasil yang nyata bagi kemaslahatan rakyat.
Namun, Jokowi juga menyarankan agar cara penyampaian nilai-nilai Pancasila disesuaikan dengan generasi muda yang saat ini mendominasi demografi Indonesia. Generasi mendatang, antara lain generasi milenial, Gen Z, dan Alpha, diharapkan bisa menjunjung tinggi warisan budaya Indonesia.
Oleh karena itu, kita harus mendidik Pancasila dengan cara mereka sendiri, dengan pengamalan yang patut diteladani, serta memanfaatkan dan mengembangkan budaya Indonesia, pungkas Jokowi.