Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berupaya mengendalikan pencemaran air di Danau Batur, Kabupaten Bangli, Bali, karena danau tersebut merupakan salah satu dari 15 danau kritis nasional.
Mengapa 15 danau ini menjadi prioritas? Sebab kondisinya kritis, kata Inge Retnowati, Direktur Rehabilitasi Air Darat dan Mangrove Kementerian, di sela World Water Forum (WWF) ke-10 di Nusa Dua, Bali, pada hari Kamis.
Meskipun ia tidak memberikan rincian mengenai tingkat polusi saat ini di Danau Batur, yang merupakan danau terbesar di kawasan tersebut, ia menekankan perlunya peningkatan pengendalian pencemaran air, baik di danau itu sendiri maupun di daerah tangkapan air di sekitarnya.
Retnowati mengatakan, pencemaran air berpotensi terjadi akibat aktivitas pertanian atau perikanan di badan danau.
Pencemaran pada daerah tangkapan air yang memasok air danau juga dapat disebabkan oleh aktivitas rumah tangga.
Segala sesuatu di daerah tangkapan air tumpah ke danau, termasuk polutan dan erosi sedimen, yang mengakibatkan pendangkalan.
Aktivitas di badan danau harus dikontrol agar kualitas air tidak menurun, seperti yang terjadi di Danau Batur.
Danau juga merupakan sumber air penting untuk keperluan minum, pertanian, perikanan, transportasi, dan energi, yang dapat dimanfaatkan tidak hanya oleh manusia tetapi juga oleh tumbuhan dan hewan.
Oleh karena itu, penataan ruang yang komprehensif mengenai batas-batas dan aktivitas di wilayah badan danau dan daerah tangkapan air perlu diupayakan, kata Retnowati.
“Melakukan kegiatan di daerah tangkapan air dan di badan air tidaklah salah. Namun kegiatan tersebut perlu dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan dan pengelolaan yang berkelanjutan,” jelasnya.
Pemerintah saat ini fokus menyelamatkan 15 danau prioritas di Indonesia, termasuk Danau Batur, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2020 tentang Penyelamatan Danau Prioritas Nasional.
Dengan adanya sekitar 2.000 danau di Indonesia, pemerintah masih memerlukan kajian lebih lanjut untuk mengetahui kondisi semuanya.
Pada Forum Air Dunia ke-10, usulan Indonesia untuk menetapkan Hari Danau Sedunia disetujui sebagai bagian dari deklarasi menteri yang dihasilkan pada forum tersebut.
Meski demikian, Retnowati menegaskan, Hari Danau Sedunia bukan hanya sekedar perayaan tetapi juga untuk menekankan dan mengingatkan masyarakat akan pentingnya tata kelola danau.
“Penetapan Hari Danau ini untuk mengingatkan kita akan perlunya tindakan yang lebih tepat dan komitmen yang lebih konkrit,” ujarnya.